Sabtu, Januari 28, 2012

Kerajaan Sunda Galuh

Menelisik hilir kerajaan pajajaran terutama saat mencapai zaman keemasan dibawah kepemimpinan Sri Maharaja Prabu Siliwangi,perlu mengetahui aliran dari hulunya. Dengan demikian kita yang dihilir,bisa menerima aliran air kehidupan dari hulunya dengan dada penuh kebanggaan. Sikap yang akan menumbuhkan semangat untuk tetap membangkitkan etos zaman kekinian. Aliran raja-raja sunda ini saya rangkum dari berbagai sumber untuk bahan rujukan.


1. Maharaja Tarusbawa (670-723M)

Mendirikan daerah dipedalaman dekat hulu Cipakancilan. Maharaja Tarusbawa adalah menantu Raja Tarumanagara yang menjadi cikal bakal Raja Sunda dan memerintah sampai tahun 723 M. Maharaja Tarusbawa bergelar tohaan disunda atau Raja sunda.karena putra mahkotanya meninggal mendahului, Maka anak perempuannya yang bernama Teja kancana diangkat sebagai ahli waris kerajaan.


2. Raja Sanjaya (723-732 M)

Raja sanjaya atau Rakeyan Jamri arau Prabu Harisdarma adalah cicit dari wretikandayun.sebagai penguasa sunda ia kemudian dikenal dengan nama Prabu Harisdarma yang menguasai kerajaan Galuh. Ibu raja sanjaya adalah Sanaha,cucu maharani Sima dari kalingga jepara. Ayahnya adalah Bratanasenawa, Rajagaluh ke-3,seorang teman dekat Tarusbawa. Bratanasenawa adalah cucu wretikandayun dari putra bungsunya Mandi minyak, Rajagaluh ke-2. pada tahun 716 M Bratanasenawa dikudeta oleh purbasora. Purbasora dan Bratanasenawa sebenarnya adalah saudara dari ibu tapi lain ayah. Bratanasenawa dan keluarganya kemudian menyelamatkan diri kepakuan dan meminta pertolongan pada Tarusbawa. Dikemudian hari,Sanjaya yang merupakan penerus kerajaan Galuh yang Sah,menyerang Galuh dengan bantuan Tarusbawa untuk melengserkan Purbasora. Wretikandayun,sebelumnya pernah menuntut Tarusbawa untuk memisahkan kerajaan Galuh dari kerajaan sunda.sebagai ahli waris kalingga pada tahun 732 M Sanjaya kemudian menjadi penguasa kalingga utara atau bumi mataram. Dengan demikian Sanjaya adalah penguasa kerajaan Sunda,Galuh dan Mataram hindu.sementara kekuasaanya dijawa barat diserahkannya kepada sang putra dari Tejakancana yakni Tamperan Barmawijaya atau Rakeyan Panaraban.




3. Rakeyan Panaraban

Rakeyan panaraban atau Tamperan Barmawijaya adalah putra Sanjaya yang berkuasa dikerajaan Hindu ke-2.
Ditahun 732 M sanjaya mewarisi tahta kerajaan medang dari orang tuanya.sebelum ia meninggalkn kawasan jawa barat,ia mengatur pembagian kekuasaan antara putranya, Tamperan Barmawijaya atau Rakeyan panaraban dan resi guru Demunawan. Sunda dan Galuh menjadi kekuasaan Tamperan Barmawijaya,sedangkan kerajaan kuningan dan Galunggung diperintah oleh Resi guru Demunawan.
Tamperan Barmawijaya merupakan 'mata dan telinga' bagi sanjaya. Tamperan terlibat sekandal dengan pangreyep hingga lahirlah banga ( dalam cerita rakyat disebut hariangbanga ). Tamperan menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuh premana yang sedang bertapa yang akhirnya pembunuh itupun ia bunuh juga. Tapi semua itu tercium oleh balangantrang. Balangantrang dan manarah merencanakan balas dendam. Dalam cerita rakyat Manarah dikenal sebagai Ciung wanara. Bersama pasukan geger sunten yang dibangun diwilayah kuningan, manarah menyerang Galuh dalam semalam, semua ditawan kecuali Rakeyan banga dibebaskan.namun kemudian Banga membebaskan kedua orang tuanya hingga terjadilah pertempuran yang mengakibatkan Tamperan dan pangreyep tewas dan Banga kalah menyerah.



4. Rakeyan Banga

Rakeyan Banga merupakan anak yang lahir dari skandal Tamperan Barmawijaya dan pangreyep. Dalam cerita rakyat rakeyan banga ini lebih dikenal sebagai hariangbanga. Dalam sejarah pakuan, Raketan banga ini termasuk yang berjasa membuat benteng pakuan yang kokoh sehingga merupakan pertahanan kota yang sempurna dan sulit ditembus musuh. Rakeyan banga menjadi Raja dipakuan pada tahun 739 M yang merupakan bawahan Rajagaluh.ia ketika itu berusaha membebaskan diri dari kekuasaan manarah di Galuh setelah berjuang selama 20 tahun dan keberhasilanya itu diawali dengan pembuatan parit pertahanan kota.


5. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang

Dari Dewi Kancanasari,keturunan Demunawan dari saunggalah,Rakeyan banga atau hariangbanga mempunyai putra, bernama Rakeyan Medang, yang kemudian meneruskan kekuasaannya disunda selama 17 tahun (766-783 M) dengan gelar Prabu Hulukujang. Karena anaknya perempuan Rakeyan medang mewariskan kekuasaannya kepada menantunya, Rakeyan hujung kulon atau Prabu Gilingwesi (dari Galuh,putra sang mansiri). Yang menguasai Sunda selama 12 tahun (783-795).karena Rakeyan hujung kulon ini pun hanya mempunyai anak perempuan maka kekuasaan Sunda lantas jatuh kemenantunya, Rakeyan Diwus (dengan gelar Prabu Pucukbumi Dharmeswara) yang betkuasa selama 24 tahun (795-819). Dari Rakeyan Diwus, kekuasaan Sunda jatuh keputranya, Rakeyan wuwus, yang menikah dengan putra dari sang welengan (Rajagaluh,806-813). Kekuasaan Galuh juga jatuh kepadanya saat saudara iparnya sang Prabu Linggabumi (813-842),meninggal dunia. Kekuasaan Sunda-Galuh dipegang oleh Rakeyan wuwus (dengan gelar Prabu Gajahkulon) sampai ia wafat tahun 891.


6. Prabu Gilingwesi (783-795 M) menantu no.5


7. Pucukbumi Darmeswara (795-819 M) menanu no.6

8. Prabu Gajah kulon Eakeywn wuwus (819-891 M)



9. Prabu Darmaraksa

Permaisuri Rakeyan wuwus atau Prabu Gajahkulon adalah putri Galuh adik Prabu linggabumi. Karena Linggabumi tidak mempunyai keturunan,setelah ia wafat pada tahun (852 M),tahta kerajaan Galuh dikuasai Rakeyan wuwus sehingga sejak tahun tersebut sampai tahun 891 ia menjadi penguasa Sunda - Galuh.karena Rakeyan wuwuspun tidak mempunyai keturunan, ia digantikan oleh Arya kedaton(891-895) suami adiknya dengan gelar Prabu Darmaraksa sakala buana. Raja ini dibunuh oleh seorang mentri Sunda yang fanatik yang merasa tidak senang tahta sunda diduduki oleh orang Galuh.



10. Windu Sakti Prabu Dewageng
Sepeninggalan Rakeyan wuwus, kekuasaan Sunda-Galuh jatuh keadik iparnya dari galuh, Arya kedaton. Hanya saja karena tidak disukai oleh para pembesar dari Sunda, ia dibunuh tahun 895 M. Sedangkan kekuasaannya diturunkan keputranya, Rakeyan Windusakti bergelar Prabu Dewageng jayeng buana.



11. Rakeyan kemuning Gading Prabu Pucukwesi

Rakeyan kemuning gading bergelar Prabu Pucukwesi. Punya anak Eakeyan Limburkancang. Ia hanya memerintah selama tiga tahun karena kekuasaannya direbut oleh adiknya.setelah wafat Prabu Pucukwesi dipusarakan diujung Cariang.



12. Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa

Raja berikutnya adalah Rakeyan jayagiri yang bergelar Prabu Wanayasa Adalah menantu Rakeyan kemuning Gading. Ia digantikan oleh menantunya yaitu Rakeyan Watuatgeng (942-954 M) Dengan gelar Praburesi Atmayadarma Hariwangsa. Dalam tahun 954 M. Ia digulingkan dari tahtanta oleh sang Limbur Kancana sebagai tindakan balas dendam karena mertua Atmayadarma Hariwangsa,Prabu Wanayasa. Setelah merebut kekuasaan dari prabu Pucukwesi ayah Limbur Kancana.ia memerintah tahun 954-964 M dan kemungkinan berkedudukan di Galuh karena setelah ia wafat ia disebut sa.g mokteng Galuh pakwan (yang wafat dikeraton galuh),permaisurinya orang Galuh keturunan Manarah.


13. Prabu Resi Atmayadarma Hariwangsa (942-954 M)


14. Limbur kancana (954-964 M) putra no.11



15. Prabu Munding Ganawirya

Prabu Limbur Kancana digantikan oleh putranya yang bernama Rakeyan Sunda Sembawa (964-973 M) dengan gelar Prabu Munding Ganawirya tapak manggala jayasatru. Ia tidak mempunyai keturunan. Setelah wafat kedudukannya digantikan oleh suami adiknya yaitu Rakeyan Jayagiri (973-989 M) yang bergelar Prabu Wulung gadung. Ia dipusarakan dijayagiri. Raja berikutnya adalah putra Prabu Wulung Gadung yaitu Rakeyan Gendang atqu prabu Brajawisesa (989-1012 M). Ia digantikan oleh putranya yang bergelar Prabu Dewa sanghyang (1012-1019 M). Raja ini wafat dipertapaan sehingga disebut sang mokteng patapan. Raja berikutnya adalah putranya yaitu Prabu sanghyang Ageung selama 11 tahun (1019-1030 M) ia dipusarakan ditepi situ Sanghyang. Yang mungkin terletak didesa Cibala-narik Tasikmalaya.


16. Prabu Jayagiri Rakeyan Wulunggadung (973-989 M)


17. Prabu Brajawisesa (989-1012)


18. Prabu Dewa sanghyang (1012-1019 M)


19. Prabu Sanghyang Ageung (1019-1030 M) berkedudukan di Galuh.


20. Prabu Detya Maharaja sri jayabupati (1030-1042 M)

Berkedudukan dipakuan pada masa itu Sriwijaya (orang melayu) menjadi momok yang menakutkan. Kerajaan Sunda-Galuh untuk menghindari konflik dengan Sriwijaya,melakukan hubungan pernikahan antara Raja ke-19 yaitu prabu Sanghyang Ageung(ayah dari Srijayabupati) dengan putri Sriwijaya. Jadi ibu sri jayabupati adalah seorang putri Sriwijaya dan masih kerabat dekat Raja Wurawuri. Permaisuri Srijayabupati adalah pitri Dharmawangsa(adik Dewi laksmi,istri Airlangga). Akibat dqri pernikahan tersebut jayabupati mendapat anugrah gelar dari mertuanya,Dharmawangsa.yang kemudian dicantumkan dalam prasasti Cibadak.Sebagai putra mahkota Sunda keturunan Sriwijaya dan menantu Dharmawangsa, ia harus menyaksikan permusuhan yang makin menjadi-jadi antara Sriwijaya dengan mertuanya,Dharmawangsa. Dalam puncak krisis ia hanya menjadi penonton dan terpaksa tinggal diam dalam kekecewaan karena harus menyaksikan Dharmawangsa diserang dan dibinasakan oleh Raja Wurawuri atas dukungan Sriwijaya.ia diberi tau akan ternadinya serbuan itu oleh pihak Sriwijaya, akan tetapi ia dan Ayahnya diancam agar bersikap netral dalam hal ini. Serangan Raja Wurawuri yang dalam prasasti Cibadak disebut Pralaya itu terjadi tahun 1019 M. Sriwijaya sendiri musnah ditahun 1025 M karena serangan kerajaan Chola dari india. Tahun 1088 M,kerajaan melayu Jambi menaklukan Sriwijaya,dan berkuasa selama dua ratus tahun. Dua abad kemudian kedua kerajaan tersebut ditaklukan oleh kerajaan singhasari pada saat Raja kertanegara bertahta. Dengan mengirimkan senopati Mahisa atau lebih dikenal Lembu Anabrang dalam ekspedisi PAMALAYU 1 dan 2,dengan pertimbangan untuk mengamankan jalur pelayaran diselat malaka yang sangat rawan bajak laut setelah runtuhnya Sriwijaya ditahun 1025 M. Mahisa Anabrang yang menikah dengan Darajingga (putri Raja Mauliwarma Dhewa dari kerajaan melayu jambi) Ayah dari Adityawarman, pendiri kerajaan pagar payung. Dalam hikayat kerajaan mingkabau, Darajingga dikenal juga sebagai Bundo jandung.


21. Raja Sunda ke-21 berkedudukan di Galuh

22. Raja Sunda ke-22 berkedudukan di Pakuan

23. Raja Sunda ke-23 berkedudukan di Pakuan

24. Raja Sunda ke-24 berkedudukan di Galuh

25. Prabu Guru Dharmasiksa, mula-mula berkedudukan di Saunggalah,kemudian pindah ke Pakuan.


26. Rakeyan jayadarma

berkedudukan dipakuan, Rakeyan jayadarma adalah menantu Mahisa Campaka dijawa timur karena ia berjodoh dengan Dyah Singamurti alias Dyah Lembutal. Mahisa Campaka adalah anak dari Mahisa Wongateleg,yang merupakan anak dari Ken Arok dan Ken Dedes dqri kerajaan singhasari. Mahisa Campaka dan Dyah lembu tal berputra Sang Naraya Sanggramawijaya atau lebih dikenal dengan nama Raden Wijaya, lahir dipakuan dengan kata lain Raden Wijaya adalah turunan ke-4 dari ken Arok dan Ken Dedes.karena Jayadharma wafat dalam usia masih muda,lembu tal tidak bersedia tinggal lebih lama dipakuan. Ahirnya wijaya dan ibunya diantarkan pulang ke jawa timur. Dalam Babad tanah jawi,Raden Wijaya disebut pula jaka susuruh dari pajajaran yang kemudian menjadi Raja Majapahit 1. Kematian JayaDharma mengosongkan kedudukan putra mahkota larena raden Wijaya berada dijawa timur.jadi sebenarnya Raden Wijaya,Raja Majapahit 1,adalah penerus sah dari tahta kerajaan Sunda ke-27.


27. Prabu Ragasuci (1297-1303 M)

Berkedudukan di Saunggalah dan dipusarakan ditaman Ciamis. Prabu Ragasuci sebenarnya bukan putra mahkota karena kedudukanya itu dijabat kakanya,Rakeyan Jaya Dharma. Permaisuri Ragasuci adalah Darapuspa,putri kerajaan melayu adik Darakencana istri Prabu Keranegara dari kerajaan singhasari di jawa timur.


28. Prabu Citraganda

Prabu Citraganda ditunjuk oleh Darmasiksa sebagai ahliwarisnya dipakuan. Ia putra dari Prabu Ragasuci dari Darapuspa. Hubungan kekerabatanya dengan keraton majapahit sangat erat. Raden Wijaya adalah kakak sepupuhnya karena Jaya Dharma Ayah wijaya,adalah kaka prabu Ragasuci.demikian pula Darapetak salah seorang istri Wijaya adalah kaka sepupuhnya dari pihak ibu. Dara petak (adik Darajingga) adalah putri Prabu kertanegara dari Darakencana kaka Dara puspa ibunda Prabu Citraganda. Dara petak adalah ibunda Prabu Jayanagara Raja Majapahit kedua.


29. Prabu Linggadewata

sejak pemerintahan prabu Lingga dewata ini pusat kerajaan telah berpindah kekawali.yang jelas,menantunya Prabu Ajiguna wisesa (1333-1340 M),sudah berkedudukan di kawali. Dengan begitu sejak pertengahan abad ke-14 ini, pusat pemerintahan talagi ada di Galuh atau saunggalah ataupun dipakuan,melainkan dikawali.bisa disebut bahwa tahun 1333-1482 M adalah zaman kawali dalam sejarah pemerintahan dijawa barat dan mengenal lima orang Raja.


30. Prabu Ajiguna wisesa (1333-1340 M)
Berkedudukan dikawali. Prabu Ajiguna wisesa adalah menantu Prabu Lingga Dewata. Sampai tahun 1482 pusat pemerintahan tetap berada disana. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 1333-1482 adalah zaman kawali dalam sejarah pemerintahan dijawa barat dan mengenal lima orang Raja. Lain dengan Galuh, nama kawali terabaikan dalam dua buah prasasti batu peninggalan Raja Wastu yang tersimpan diastana gede kawali, dalam prasasti itu ditegaskan "Mangadeg dikuta kawali" dan keratonnya disebut surawisesa yang berfungsi sebagai salem sapawindu hurip.


31. Prabu Maharaja Linggabuana (1340-1357 M)


32. Mangkubumi Suradipati atau Prabu Bunisora (1357-1371 M)

Prabu bunisora adalah adik Prabu linggabuana. ada yang menyebut Prabu kuda lelean dalam babad panjalu disebut Prabu borosngora.selain itu dijampang,iapun dijuluki Batara guru karena ia menjadi pertapa yang dan Resi yang ulung.


33. Prabu Raja Wastu atau Prabu Niskala Wastu kancana (1371-1475 M)

Niskala wastu kancana adalah anak Prabu Linggabuana.dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1371 pada usia 23 tahun.permaisurinya yang pertama adalah Larasarkati. Putri dari lampung. Dari perkawinan ini lahir sang Haliwungan,setelah dinobatkan menjadi Raja Sunda yang bergelar Prabu Susuktunggal. Permaisuri yang kedua adalah mayangsari, putri sulung bunisora atau mangkubumi Suradipati.Dari perkawinan ini lahir Ningrat kancana, setelah menjadi penguasa Galuh bergelar Prabu Dewaniskala.setelah wastu kencana wafat tahun 1475 M, kerajaan dipecah dua diantara susuktunggal dan Dewaniskala dalam kedudukan sederajat. Politik kesatuan wilatah telah membuat jalinan perkawinan antara cucu wastu kencana.


34. Prabu Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi Bertahta ditahun 1482-1521 M. Jayadewata, putra Dewaniskala ini mula-mula memperistri Nyai Ambetkasih,putri ki Gedeng Sindangkasih.kemudian memperistri Nyai Subang larang,putri ki Gedeng Tapa,seorang muslim. Dari nyai Subang larang lahir Raden Prabu anim walangsungsang dan Nyimas Rarasantang. Prabu Siliwangi kemudian memperistri Nyai kentring manik Mayangsunda,putri prabu susuk tunggal.jadilah antara Raja Sunda dan Rajagaluh yang seayah ini menjadi besan. Ditahun 1482,prabu Dewaniskala menyerahkan tahta kerajaan Galuh kepada Prabu siliwangi,demikian pula dengan Prabu Susuk tunggal yang menyerahkan tahta kerajaan Sunda kepada menantunya ini. Dengan peristiwa yang terjadi pada tahun 1482 itu kerajaan warisan Wastukencana berada kembali dalam satu tangan. Jayadewata memutuskan untuk berkedudukan dipakuan sebagai "susuhunan" karena ia telah lama tinggal disini menjalankan pemerintahan sehari-hari mewakili mertuanya.Sekali lagi Pakuan menjadi pusat pemerintahan. Zaman pajajaran diawali oleh pemerintahan Ratu Jayadewata yang bergelar Sri baduga Maharaja yang memerintah selama 39 tahun (1482-1521 M) dan mencapai puncak perkembanganya.


35. Surawisesa (1521-1535 M)

Pengganti Sribaduga Maharaja adalah surawisesa,putranya dari ratu Kentring manik mayangsunda.cucu prabu susuk tunggal,dalam naskah cerita parahyangan, surawisesa mendapat pujian dengan sebutan kasuran(perwira),kadiran(perkasa),dan kawanen(pemberani). Selama 14tahun memerintah, surawisesa melakukan 15 kali pertempuran. Pujian tadi berkaitan erat dengan hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar