Selasa, Januari 31, 2012

Kerajaan Singhasari

Kerajaan Singhasari atau sering pula disebut Singasari atau Singosari,adalah sebuah kerajaan dijawa timur yang didirikan oleh ken Arok pada tahun 1222 M, lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada didaerah singosari-Malang.
Berdasarkan prasasti kudadu, nama resmi kerajaan Singhasari adalah Tumapel, menurut Nagarakretagama ketika pertama kali didirikan tahun 1222 M ibu kota Tumapel bernama kutaraja. Pada tahun 1253 M, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal dari pada nama Tumapel. Maka, kerajaan Tumapelpun terkenal dengan nama Kerajaan singhasari. Nama Tumapel pun muncul dalam kronik cina dari dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.


Awal berdirinya kerajaan Singhasari

Menurut pararaton Tumapel semula hanya daerah bawahan kerajaan kadiri, yang menjabat sebagai kuwu (setara camat) Tumapel pada saat itu adalah Tunggul ametung, ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi kuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul ametung yang bernama ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat ingin melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan kadiri. Pada tahun 1254 M terjadi perseturuan antara Kertajaya dan Raja Kadiri melawan kaum Brahmana,Para Brahmana kemudian menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai Raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan kerajaan kadiri ahirnya meletus terjadi didesa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian kerajaan Tumapel,nanun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra ia berhasil mengalahkan kertajaya dari kerajaan kadiri.
Prasasti Mula Marulung atas nama Jertanegara rahun 1255 M,menyebutkan bahwa pendiri kerajaan tumapel adalah Batara siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan tumapel tersebut dipuja sebagai siwa. Selain itu pararaton juga menyebutkan bahwa,sebelum maju perang melawan kadiri,Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Batara siwa.


Wangsa rajasa yangdidirikan oleh Krn Arok keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Singhasari,dan berlanjut pada kerajaan majapahit. Terdapat perbedaan antara pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan Raja-Raja Singhasari.
Versi pararaton adalah:

1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222-1247 M)

2. Anusapati (1247-1249 M)

3. TohJaya (1249-1250 M)

4. Ranggawuni alias wisnu wardhana (1250-1272 M)

5. Kertanegara (1272-1292)


Versi Nagarakretagama:

1. Ranggarajasa sang Girinathaputra (1222-1227 M)

2. Anuspati (1227- 1248 M)

3. Wisnuwardhana (1248-1254 M)

4. Kertanagara (1254-1292 M)


Kisah suksesi Raja-raja tumapel versi pararaton diwarnai pertumpahan darah yang dilatari balas dendam,Ken Arok mati dibunuh Anuspati (Anak tirinya), Anuspati mati dibunuh oleh Tohjaya (Anak Ken Arok dari selir),Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (Anak Anuspati),hanya Ranggawuni yang digantikan oleh kertanegara (Putranya) secara damai. Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara Raha pengganti terhadap Raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian buat Hayamwuruk. Raja majapahit.peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayamwuruk tersebut dianggap sebagai aib. Diantara para Raja diatas hanya Wisnuwardhana dan kertanegara saja yang didapati menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejahtraan mereka. Dalam prasasti Mula malurung (yang dikeluarkan kertanegara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai raja kadiri,bukan raja tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh kertanagara pada tahun 1255 M Selaku Raja bawahan kadiri dengan demikian pemberitaan kalau kertanegara naik tahta tahun 1254 M dapat diperdebatkan.kemungkinannya adalah bahwa kertanegara menjadi raja muda dikadiri dahulu, pada tahun 1268 M ia bertahta disinghasari. Penemuan prasasti Mula malurung memberikan pandangan lain yang berbeda versi pararaton yang sekama ini dikenal mengenai sejarah tumapel. Kerajaan tumapel disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki "Batara siwa" setelah menaklukan kadiri sepeninggalannya kerajaan terpecah menjadi dua Tumapel dipimpin oleh anuspati sedangkan kadiri dipimpin oleh bhatara parameshwara ( Mahisa wongataleng) pharameswhara digantikan oleh ghuningbaya,kemudian Tohjaya. Semenrara itu Anuspati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwhardana. Prasasti mula malurung juga menyebutkan bahwa sepeninggalan Toh jaya kerajaan Tumapel dan kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kadiri kemuduan menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya yaitu kertanegara. Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemetintahan bersama antara Wisnuwardana dan Narasingamurti dalam pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti adalah Mahisa Campaka. Apabila kisah kudeta berdarah dalam paraton benar benar terjadi, maka dapat dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antaea kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardana merupakan Cucu tunggul Ametung sedangkan Nara singa murti adalah Cucu dari Ken Arok. Kertanegara adalah Raja terahir dan raja terbesar dalam sejarah singhasari (1268-1292), ia adalah Raja pertama yang mengalihkan wawasannya keluar jawa pada rahun 1275 ia mengirimkan pasukan ekspedisi PAMALAYU untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam nenggadapi ekspansi bangsa mongol. Saat itu penguasa sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari kerajaan melayu). Kerajaan ini dianggap telah ditundukan,dengan dikirimkannta bukti arca Amoghapasa yang dari kertanegara,sebagai tanda persahabatan antara kedua negara. Pada tahun 1284 kertanegara juga melakukan ekspedisi untuk menaklukan bali. Pada tahun 1289 kaisar kubilai khan mengirim utusan kesinghasari meminta agar jawa mengakui kedaulatan mongol. Namun permintaan itu ditolak dengan tegas oleh kertanegara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan singhasari diluar jawa pada masa kertanegara antara lain Melayu,Bali,Pahang,Gurun,dan Bakulapura. Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar jawa ahirnya mengalami keropos dibagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang yang merupakan sepupu sekaligus ipar,sekaligus besan dari kertanegara sendiri.dalam serangan itu kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru dikadiri. Riwayat kerajaan Tumapel-Singhasari pun berahir. Hubungan dengan Majapahit Pararaton dan Nagarakretagama dan prasasti kudadu menhisahkan Raden wijaya cucu Nara singamurti yang menjadi menantu kertanegara lolos dari maut, berkat bantuan Arya wiraraja (penentang politik kertanegara), ia kemudian diampuni oleh jayakatwang dan Diberikan hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 M datang pasukan mongol yang dipimpin ike mese untuk menaklukan jawa. Mereka dimanfaatkan Raden wijaya untuk mengalahkan jayakatwang dikadiri,setelah kadiri runtuh Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara mongol keluar dari tanah jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari dan menyatakan durinya sebagai anggota Wangsa rajasa,yaitu Dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.

Senin, Januari 30, 2012

Kerajaan Sumedang Larang

kerajaan sumedang larang adalah salah satu kerajaan islam yang diperkirakan berdiri sejak abad ke-16 Masehi dijawa barat,popularitas kerajaan ini tidak sebesar popularitas kerajaan Demak,Mataram,Banten,dan Cirebon. Dalam literatur sejarah kerajaan-kerajaan islam diindonesia. tapi, keberadaan kerajaan ini merupakan bukti sejarah yang sangat kuat pengaruhnya dalam penyebaran islam dijawa barat,sebagaimana yang dilakukan oleh kerajaan Cirebon dan kerajaan Banten.
Kerajaan sumedang larang berasal dari pecahan kerajaan Sunda-Galuh yang beragama Hindu,yang didirikan oleh Prabu Ajiputih atas perintah Prabu Suryadewata sebelum keraton Galuh dipindahkan kepajajaran-bogor. Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan,nama Sumedang mengalami beberapa perubahan, yang pertama yaitu kerajaan Tembong Agung (tembong artinya nampak dan Agung artinya luhur) dipimpin oleh Prabu Ajiputih pada masa abad ke-12. Kemudian pada zaman Prabu Tajimalela diganti menjadi Himbar buana,yang berarti menerangi Alam,Prabu Tajimalela pernah berkata "Isun medal,Isun madangan" artinya aku dilahirkan,aku menerangi. Kata Sumedang diambil dari kata Isun madangan yang berubah pengucapannya menjadi Sun madang yang selanjutnya menjadi Sumedang.

Raja-raja Sumedang Larang

1. Prabu Ajiguru putih (900 M)

2. Prabu Agung resi atau cakrabuana atau Prabu Tajimalela (950 M)

3. Prabu Gajah Agung (980 M)

4. Sunan Guling (1000 M)

5. Sunan Tuakan (1200 M)

6. Nyimas Ratu Patuakan (1450 M)

7. Ratu Pucukumun atau Nyimas Ratu Dewi Intendewata (1530-1578 M)

8. Prabu GeusanUlun atau Pangeran Angkawijaya (1578-1601 M)


Prabu Agung Resi Cakrabuana (950 M)

Prabu Agung resi cakrabuana atau lebih dikenal dengan nama Prabu Tajimalela dianggap sebagai pokok pendirinya kerajaan sumedang, pada awal berdiri berdiri bernama kerajaan Tembong Agung dengan ibu kota didaerah leuwi hideung (sekarang kecamatan Darmaraja) ia punya tiga putra yaitu Prabu Lembu agung,Prabu Gajah agung,dan Sunan Geusan ulun. Berdasarkan layang Darmaraja Prabu Tajimalela memberikan perintah kepada kedua putranya (Prabu lembuagung dan Prabu Gajahagung),untuk menjadi Raja dan patih tapi, keduanya tidak ada yang bersedia untuk menjadi Raja ataupun menjadi patih. Oleh karena itu Prabu Tajimalela memberi ujian kepada kedua putranya jika kalah harus menjadi Raja maka kedua putranya disuruh pergu kesebuah gunung Nurmala (sekarang gunung sangkan jaya) keduanya diperintah untuk menjaga sebilah pedang dan kelapa muda atau dewegan tetapi Prabu Gajah agung karena sangat kehausan beliau membelah dan meminum air kelapa muda tersebut sehingga beluau dinyatakan kalah,dan harus menjadi Raja Sumedang Larang tetapi wilayah ibu kota harus mencari sendiri. Sedangkan Prabu Lembu agung tetap dileuwihideung,menjadi Raja sementara yang biasa disebut juga Prabu Lembu petengaji untuk sekedar memenuhi wasiat Prabu Tajimalela setelah itu kerajaan Sumedang Larang diserahkan kepada Prabu Gajahagung dan Prabu lembuwesi menjadi Resi. Prabu lembu agung dan keturunannya tetap berada di Darmaraja sedangkan Sunan Geusan ulun san keturunannya tersebar dilimbangan,karawang,dan brebes.

Setelah Prabu Gajahagung menjadi Raja maka kerajaan dipindahkan ke Ciguling,ia dimakamkan dicicanting kecamatan darmaraja ia mempunyai dua orang putra pertama Ratu Istri Rajamantri,menikah dengan Prabu siliwangi dan mengikuti suaminya pindah kepakuan pajajaran, kedua Sunan guling yang melanjutkan jadi Raja disumedang larang. Setelah sunan guling meninggal kemudian tahta kerajaan diganti oleh putra tunggalnya yaitu Sunan Tuakan,setelah itu kerajaan dipimpin oleh putrinya Nyimas Ratu Patuakan, nyimas ratu patuakan mempunyai suami yaitu sunan Corenda,putra sunan parung cucu prabu siliwangi (Prabu Ratudewata),nyimas ratu patuakan mempunyai seorang putri bernama Nyimas Ratu intendewata (1530-1578 M), yang setelah ia meninggal menggantikannya nenjadi Ratu dengan gelar Ratu Pucukumun.

Ratu Pucukumun menikah dengan Pangeran Kusumah dewata,putra pangeran pamalekaran (Dipati teterung) putra Arya damar sultan pakembang keturunan majapahit,ibunya Ratu martasari /Nyimas Ranggawulung,keturunan Sunan gunung jati dari cirebon. Pangeran kusumahdewata lebih dikenal dengan julukan pangeran santri karena asalnya tang dari pesantren dan prilakunya yang sangat alim. Dengan pernikahan tersebut berakhirlah masa kerajaan hindu disumedang larang. Sejak itulah mulai menyebarnya agama islam diwilayah Sumedang larang.

Pucukumun dan Pangeran Santri

pada pertengahan abad ke-16,mulailah corak agama ilslam mewarnai perkembangan Sumedang larang Ratu Pucukumun, keturunan Raja-raja Sumedang kuno yang merupakan seorang Sunda muslimah menikahi pangeran Santri (1505-1579 M) bergelar Ki Gedeng Sumedang dan memerintah Sumedang larang bersama-sama serta menyebarkan agama islam diwilayah tersebut. Pangeran santri adalah cucu dari Syekh Datuk kahfi,seorang ulama keturunan Arab Hadramaut yang berasal dari mekkah dan menyebarkan agama islam dipenjuru daerah dikerajaan Sunda. Pernikahan pangeran santri dan Ratu Pucukumun ini melahirkan Prabu Geusanulun atau dikenal dengan nama Prabu Angkawijaya. Pada masa Ratu Pucukumun, ibukota kerajaan Sumedang larang dipindahkan dari Ciguling ke Kutamaya.
Dari pernikahan Panferan santri dan Ratu Pucukumun mereka memiliki enam orang anak yaitu:
1. Pangeran Angkawijaya (Prabu Geusanulun)

2. Kiyai Ranggahaji (yang mengalahkan Arya kuda panjalu tinarimbang supaya memeluk islam)

3. Kiyai Demamg watang Diwalakung

4. Santowaan Wirakusumah (yang keturunannya berada dipagaden dan pamanukan subang)

5. Santowaan Cikeruh

6. Santowaan Awiluar

Ratu Pucukumun dimakamkan digunung Ciung pasarean Gede dikota Sumedang.

Prabu Geusanulun

Prabu Geusanulun (1580-1608 M) dinobatkan untuk menggantikan kekuasaan Ayahnya pangeran santri, iamenetapkan kutamaya sebagai ibukota kerajaan Sumedang larang,yang yang letaknya dibagian barat kota. wilayah kekuasaannya meliputi Kuningan,Bandung,Garut,Tasik,Sukabumi(priangan) kecuali Galuh (Ciamis),kerajaan Sumedang larang pada masa pemerintahan Prabu Geusanulun mengalami kemajuan yang sangat pesat dibidang Sosial,Budaya,Agama,Militer,dan Politik pemerintahaan. Setelah wafat tahun 1608 M, Putra Angkatnya Pangeran Rangga gempol kusumadinata atau Rangga gempol 1,yang dikenal dengan nama Raden Arya Suradiwangsa menggantikan kepemimpinannya.

Pada masa awal pemerintahan Prabu Geusanulun, kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan sedang dalam masa kehancurannya karena diserang oleh kerajaan banten yang dipimpin Sultan Maulana yusuf dalam rangka menyebarkan Agama Islam. Oleh karena penyerangan itu kerajaan Pajajaran jadi hancur pada saat-saat kekalahan kerajaan Pajajaran,Prabu Siliwangi sebelum meninggalkan keraton beliau mengutus empat prajurit pilihan tangan kanan Prabu Siliwangi untuk pergi kekerajaan Sumedang dengan rakyat pajajaran untuk mencari perlindungan yang disebut Kandaga lante. Kandaga lante tersebut menyerahkan mahkota emas simbol kekuasaan Pajajaran,kalung bersusun dua dan tiga,serta perhiasan lainnya seperti benten,siger,tampekan,dan kilatbahu (pusaka tersebut masih tersimpan dimuseum Prabu Geusanulun Sumedang).
Kandaga lante yang menyerahkan barang tersebut empat orang yaitu Sanghyang Hawu atau Embah jayaperkosa,Batara Dipatiwiradijaya atau Ebah Nangganan,Sanghyang kondanng hapa,dan Batara Pancar buana atau Embah terong peot.

Walaupun pada waktu itu tempat penobatan Raja direbut oleh pasukan Banten (Wadyabala Banten) tetapi mahkota kerajaan terselamatkan. Dengan diberikannya mahkota tersebut pada Prabu Geusanulun, maka dapat dianggap bahwa kerajaan pajajaran galuh pakuan menjadi bagian kerajaan sumedang larang,sehingga wilayah kerajaan sumedang menjadi luas,batas wilayah baratnya adalah sungai Cisadane,batas wilayah bagian timur sungai Cipamali (kecuali Cirebon dan Jayakarta),batas sebelah utara laut jawa,batas selatannya Samudera hindia.

Secara politik kerajaan Sumedang larang didesak oleh tiga musuh yaitu:

-Kerajaan Banten yang merasa terhina dan tidak menerima dengan pengangkatan Prabu Geusanulun sebagai pengganti Prabu Siliwangi.

-Pasukan VOC dijayakarta yang selalu menunggu rakyat


-Kesultanan Cirebon yang ditakutkan bergabung dengan kesultanan Banten.

Pada masa itu kesultanan mataram sedang ada dalam masa kejayaanya,banyak kerajaan-kerajaan kecil bergabung kepada mataram. Dengan tujuan politik pula akhirnya Prabu Geusanulun menyatakan bergabung dengan kesultanan mataram dan beliau pergi kedemak dengan tujuan untuk mendalami Agana islam dengan diiringi empat prajurit setianya (kandaga lante). Setelah dari pesantren didemak,sebelum pulang kesumedang ia mampir kecirebon untuk bertemu dengan Panembahan Ratu penguasa Cirebon,dan disambut gembira karna mereka berdua sama-sama keturunan sunan gunung jati.
Dengan sikap dan prilakunya yang sangat baik dan wajah yang sangat rupawan,Prabu Geusanulun disenangi oleh penduduk dicirebon, Permaisuri Panembahan Ratu yang bernama Ratu Harisbaya jatuh cinta kepada Prabu Geusanulun. Ketika dalam perjalanan pulang ternyata tanpa sepengetahuannya,Ratu Harisbaya ikut dalam rombongan dan karena Ratu Harisbaya mengancam akan bunuh diri akhirnya dibawa pulang ke Sumedang. Karena kejadian itu, panembahan ratu marah besar dan mengirim pasukan untuk merebut kembali Ratu Harisbaya sehingga terjadi perang antara cirebon dan sumedang.
Akhirnya Sultan Agung dari mataram meminta kepada Panembahan Ratu untuk berdamai dan menceraikan Ratu Harisbaya yang aslinya dari Pajang-Demak. Dan dinikahkan oleh Sultan Agung dengan Prabu Geusanulun,Panembagan Ratu bersedia dengan syarat Sumedang menyerahkan wilayah sebelah barat sungai Cilutung (sekarang Majalengka) untuk menjadi wilayah cirebon. Karena peperangan itu pula ibukota Sumedamg dipindahkan kedaerah Rengganis,yang sekarang disebut Dayeuh luhur.
Prabu geusanulun mempunyai tiga orang istri

- Nyi mas Cukang Gedengwaru (putri Sunan pada)

- Ratu Harisbaya (Dari Cirebon)

- Nyi mas Pasarean

Dari ketiga istrinya tersebut ia memiliki Lima belas orang anak:

1. Pangeran Ranggagede (yang merupakan cikal bakal bupati sumedang)

2. Raden Arya wiraraja (Di leumah beureum,Darma wangi)

3. Kiyai Kadu Rangga Gede

4. Kiyai Rangga putra kalasa (Dicunduk kayu)

5. Raden Arya Rangga pati (Dihaur kuning)

6. Raden Ngabehi watang

7. Nyi Mas Demang Cipaku

8. Raden Ngabehi Martayuda (Diciawi)

9. Raden Rangga Wiratama (Dicibeureum)

10. Raden Rangga Nitinagara (Dipagaden dan pamanukan)

11. Nyi Mas Rangga pamade

12. Nyi Mas Dipatiukur (Dibandung)

13. Raden Suridiwangsa (putra Ratu harisbaya dari panembahan ratu)

14. Pangeran tumenggung tegal kalong

15. Raden kiyai Demang Cipaku (Didayeuh luhur).

Prabu Geusanulun merupakan Raja terakhir kerajaan Sumedang larang, karena selanjutnya menjadi bagian mataram dan pangkat Raja turun menjadi adipati (Bupati).


Pemerintahan dibawah Mataram

Dipati Rangga Gempol

Pada saat Rangga Gempol memegang kepemimpinan,pada tahun 1620 M Sumedang larang dijadikannya kekuasaan kerajaan Mataram dibawah kekuasaan Sultan Agung,dan statusnya sebagai kerajaan diubahnya menjadi 'Kabupatian wedana' hal ini dilakukannya sebagai upaya menjadikan wilayah Sumedang sebagai wilayah pertahanan Mataram dari serangan Kerajaan Banten dan belanda, yang sedang mengalami konflik dengan mataram. Sultan Agung kemudian memberikan perintah kepada Rangga Gempol dan beserta pasukannya untuk memimpin penyerangan ke Sampang-Madura. Sedangkan pemerintahan untuk sementara diserahkan kepada Adiknya yaitu Dipati Rangga Gede.


Dipati Rangga Gede

Ketika setengah kekuatan militer kadipaten Sumedang larang diperintahkan pergi kesampang madura atas titah Sultan Agung, lalu Datanglah pasukan kerajaan Banten untuk menyerbu,karena Rangga Gede tidak mampu menahan serangan kerajaan banten, ia ahirnya melarikan diri kekalahan ini membuat marah Sultan Agung sehingga ia menahan Dipati Rangga Gede,dan pemerintahan selanjutnya diserahkan kepada Dipati ukur.


Dipati ukur


Pada tanggal 12 juli 1628 datang utusan Mataram keTimbanganten (tatarukur) Membawa surat Dari Sultan Agung, untuk memerintahkan adipati Wangsanata atau disebut juga Wangsa taruna alias dipati ukur,untuk memimpin pasukannya dan menyerang VOC dibatavia membantu pasukan dari jawa. Waktu itu bulan oktober tahun 1628. Dalam surat tersebut ada semacam perjanjian bahwa pasukan Sunda harus menunggu Pasukan jawa di karawang sebelum nantinya menyerang bersama-sama menyerang Batavia. Tapi sudah satu minggu pasukan dari jawa tidak juga kunjung datang sementara logistic mqkin menipis dan takut kalau mental prajurit jadi turun,maka Dipati ukur memutuskan untuk lebih dulu pergi kebatavia menggempur VOC sambil menunggu bantuan dari jawa.
Baru dua hari pasukan Sunda yang dipimpin oleh dipati ukur berperang melawan VOC, waktu itu pasukan jawa baru tiba dikarawang dan mendapati pasukan sunda tidak ada disana tersinggung merasa tak dihargai,bukannya membantu pasukan sunda yang sedang mati-matian menggempur VOC pasukan jawa ini malah memusuhi pasukan Sunda.
Ditengah kekalutan itu datang utusan dari dayeuh ukur membawa surat dari Enden saribanon yang merupakan istri dari Dipati ukur yang mengabarkan bahwa para gadis,istri-istri prajurit dan bahkan dirinya sendiripun hampir diperkosa oleh panglima utusan mataram dan pasukannya. Panglima dari mataram itu sendiri ada didayeuh ukur dalam rangka mengantarkan surat dari Sultan Agung dan begitu mendengar bahwa Dipati ukur takmengindahkan pesan dari Sultan Agung untuk menunggu pasukan jawa dikarawang, para oanglima ini melampiaskan kemarahannya dengan memperkosa para gadis-gadis dan juga merampas harta benda mereka.
Mendengar kabar itu,Dipati ukur yang sedang berperang memutuskan untuk menghentikan perang dan kembali kepabunteulan (paseur dayeuh tatar ukur,atau bale'endah-Dayeuh kolot sekarang),Dipati ukur yang marah dengan kelakuan para utusan mataram itu sesampainya dipabunteulan langsung menghabisi para utusan mataram itu. sayangnya,dari semua utusan itu ada satu orang yang lolos dwri kematian dan kemudian melapor kepada Sultan Agung perihal apa yang dilakukan Dipati ukur pada dirinya dan teman-temannya.
Dalam 'Nagara kartabumi' disebutkan bahwa salah satu watak Sultan Agung adalah jika memberi tugas kepada bawahannya itu tidak boleh gagal. Jika gagal maka sudsh dipastikan yang bersangkutan akan dihukum mati. Maka panglima Mataram yang lolos inipun agar terhindar dari hukuman mati mengaranglah ia tentang kenapa Pasukan Mataram bisa gagal menaklukan VOC. Semua kesalahan itu ditimpahkan kepundak Dipati ukur. Sultan Agungpun tambah murka karna bagai manapun juga mundurnya Dipati ukur dari medan perang merupakan kerugian besar bagi Mataram. Intinya,penyebab kalahnya Mataram adalah karena mundurnya dipati ukur oleh karenanya,Dipati ukur dicap penghianat dan mau memberontak kepada mataram. Karna Dipati ukur dianggap penghianat dan oemberontak maka Sultan Agung memutuskan untuk menjatuhkan hukuman mati. Akhirnya Sultan Agungpun menyuruh cirebon untuk menangkap Dipati ukur hidup atau mati. Penumpasan Dipati ukur itu dipimpin langsung oleh tumenggung Narapaksa dari Mataram.
Dari kenyataan itu,Dipati ukur kemudian sadar bahwa dirinya sejak sekarang harus menghadapi mataram. Kekuatanpun disusun,Dipati ukur mulai melobi beberapa bupati untuk juga melawan mataram dan menjadi kabupaten yang mandiri.ajakan ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian ada yang setuju seperti bupati Karawang,Ciasem,Sagalaherang,Taraju,Sumedang,Pamanukan,Limbangan,Malangbong dan sebagainya.dan sebagian yang lain tidak setuju diantara yang tidak setuju adalah Ki somahita dari Sindangkasih,ki Asta manggala dari Cihaur beuti, dan ki wirawangsa dari Sukakerta.

Belum juga Dipati ujur berhasil mewujudkan impiannya untuk mendirikan kabupaten yang mandiri yang lepas dari kekuasaan mataram tiba-tiba Bagus sputra,salah satu pemuda yang gagah sakti mandraguna (putra dari bupati kawasen,wilayah Galuh) yang merupakan algojo yang diminta tolong oleh Tumenggung Narapaksa keburu datang untuk menangkapnya. Maka pertarungan sengit antara keduanya tak terelakan lagi konon menurut cerita pertarungan itu berlangsung selama 40 hari 40 malam keduanya memang memiliki ilmu dan jurus-jurus yang mematikan setelah semua tenaga terkuras akhirnya Dipati ukurpun dapat diringkus kemudian dibawa ke cirebon untuk diserahkan ke mataram. Dipati ukur pun ahirnya dihukum mati di alun-alun mataram dengan cara dipenggal kepalanya. Sepeninggalan Dipati ukur wafat,kekuasaan mataram ditatar sunda pun kian kukuh bahkan dipesisir utara banyak pasukan mataram yang tak kembali lagi kemataram dan lebih memilih memperistri penduduk setempat. Untuk menenuhi kebutuhan hidup para prajurit ini kemudian banyak yang membuka lahan sawah terutama didaerah Karawang,berbeda dengan adat masyarakat sunda waktu itu yang umumnya berkebun mungkin inilah yang pada akhirnya sampai sekarang karawang terkenal dengan sawahnya dan menjadi lumbung padi di jawa barat.


Pembagian wilayah Kerajaan

Setelah habis masa hukumannya, Dipati Rangga gede diberikan kekuasaan kembali untuk memerintah di Sumedang. Sedangkan wilayah priangan diluar Sumedang dwn Galuh (ciamis), oleh mataram dibagi menjadi tiga bagian

- Kabupaten Sukapura (dipimpin oleh kiwirawangsa umbul sukakerta, dengan gelar tumenggung Wiradegdaha atau Raden Wirawangsa

- Kabupaten Bandung (Dipimpin oleh Ki Astamanggala umbul cihaur beuti, dengan gelar Tumenggung Wirwngun-angun

- Kabupaten Parakan muncang (Dipimpin oleh kisomahita umbul sindangkasih,dengan gelar Tumenggung Tanubaya


Kesemua wilayah tersebut berada dibawah pengawasan Rangga Gede (Rangga Gempol ll), yang sekaligus ditunjuk Mataram sebagai wedana bupati (kepala para bupati) Priangan.

Peninggalan Budaya

Sampai saat ini,Sumedang masih berstatus kabupaten sebagai sisa peninggalan konflik politik yang banyak diintervensi oleh kerajawn mataram pada masa itu. Adapun artafek sejarah berupa pusaka perang,atribut kerajaan,perlengkapan Raja-raja,dan naskah kuno peninggalan Kerajaan Sumedang larang masih dapat dilihat secara umum dimuseum Prabu Gesanulun sumedang letaknya diselatan alun-alun kota sumedang,bersatu dengan gedung Srimanganti dan bangunan pemerintahan daerah setempat.
Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, Januari 28, 2012

Kerajaan Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat dijawa timur yang pernah berdiri sekitar tahun 1293-1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas dinusantara pada masa kekuasaan hayam wuruk,yang berkuasa dqri tahun 1350-1389 M.
kerajaan mahapahit adalah kerajaan Hindu-budha terakhir yang menguasai nusantara dan dianggap sebagai salah satu dqri negara terbesar dalam sejarah indonesia. Kekuasaannya terbentang dijawa,sumatra,semenanjung malaya,kalimantan,hingga indonesia timur.


Sebelum berdirinya majapahit, Singhasari telah menjdi kerajaan paling kuat dijawa. Hal ini menhadi perhatian Kubilai khan,penguasa dinasti yuan ditiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng chi ke singhasari yang menuntut upeti. Kertanegara penguasa singhasari tang terakhir menolak untuembayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.
Kublai khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ketanah jawa tahun 1293 M. Ketika itu, Jayakatwang adipati kediri sudah menggulingkan dan membunuh kertanegara atas saran Arya wiraraja, jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya menantu kertanegara,yang datang menyerahkan diri. Raden wijaya kemudian diberi hutan tarik. Ia membuka hutan itu dan membangunnya desa baru. Dan desa baru itu ia beri nama Majapahit,yang namanya diambil dari buah maja yang rasanya pahit. Ketika pasukan mongol tiba wijaya brsekutu dengan pasukan mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang, setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu monggolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang kabut karena mereka berada dinegeru asing.dan pada saat itu pula merupakan kesempatan bagi mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang,atau mereka harus menunggu enam bulan lagi dipulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan majapahit adalah hari penobatan Raden wijaya sebagai Raja,yaitu tanggal 15 bulan kartika tahun1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 november 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. kerajaan ini menghadapi masalah,beberapa orang terpercaya kertarajasa, termasuk Ranggalawe,sora,dan nambi memberontak melawannya,meskipun pembetontakan Itu tidak berhasil Slamet muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasiuntuk menjatuhkan kelompok orang terpercata Raja,agar ua dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. .amun srtelah kenatian pemberontak terakhir(kuti), Halayudha di tangkap dan dipenjara,dan lalu dihukum mati.
Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309 M. Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara, pararaton menyebutnya kalagemet. Yang berarti "penjahat lemah". Kira kira pada suatu waktu dalam kurun pemerintahan Jayanegara,seorang pendeta italia, odorico da pordenome mengunjungi keraton majapahit dijawa, oada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, yang bernama Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri rajapatni. Seharusnya menggantikannya akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan memilih menjadi biksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuana wijayatunghadewi untuk menjadi Ratu menjadi Majapahit. Pada tahun 1336 M, tribhuana menunjuk Gahahmada sebagai mahapatih. Pada saat pelantikannya Gajahmada mengucapkan sumpah palapa yang menunjukan rencananya untuk melebarkan kekuasaan majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuana,kerajaan majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal dikepulauan nusantara. Tribhuana berkuasa dimajapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350 M. Ia diteruskan oleh putranya Hayamwuruk.

Hayamwuruk,juga disebut Rahasanagara, Memerintah majapahit dari tahun 1350-1389, pada masanya majapahit mencapai kejayaan dengan bantuan mahapatihnya Gajahmada, dibawah perintah Gajahmada (1313-1364), majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Menurut kakawih "Nagarakretagama" pupuh XIII-XV, daerah majapahit meliputi Sumatra,Semenanjung malaya,Kalimantan,Sulawesi,kepulauan nusa tenggara,Maluku,papua,Tumasik (singapura) dan sebagian kepulauan filipina. Sumber ini menujukan batas terluas sekaligus puncak kejayaan kemaharajaan majapahit.
Namun demikian,batasan alam dan ekonomi menunjukan bahwa kekuasaan terpusat majapahit,tetapi terhubungkan oleh satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh Raja. Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persrkutuan. Kemungkinan karna didorong alasan politik, Hayamwuruk berhasrat mempersunting Citraresmi (pitaloka), putri kerajaan Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai persekutuan. Pada tahun 1357 M, rombongan Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak kenajapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan hatam wuruk. Akan tetapi Gajahmada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan sunda takluk dibawah majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan sunda dengan tentara majapahit di lapangan bubat tidak terelakan, meski dengan gagah berani memberikan perlawanan,keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan sunda dapat dibinadakan sexara kejam. Tradisi menyebutkan bahwa sangputri yang kecewa dengan hati remuk dendam melakukan "bela pati" atau bunuh diri untuk membela kehormatan megaranya. Kisah pasunda bubat menjadi tema utama dalam naskah kidung sunda yang disusun pada zaman kemudian dibali. Kiswh ini disinggung dalam pararaton tetapi samasekali tidak disebutkan dalam nagarakretagama.
Pada tahun 1377,beberapa tahun setelah kematian Gajahmada,majapahit meluncurkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan dipalembang. Meskipun penguasa majapahit memperluas kekuasaannya diberbagsi pulau dan kadang kadang menyerang kerajaan tetangga,perhatian utama majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan dikepulauan nusantara.pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama islam mulai memasuki kawasan ini.

Jatuhnya Majapahit


Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan majapahit berangsur angsur melemah. Setelah wafatnya hayamwuruk pada tahun 1389 M, majapahit memasuki masa kemunduran akibat komflik perebutan tahta. Pewaris Hayamwuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayamwuruk juga punya seorang putra dari selirnya Wirabumi yang jug menuntut haknya atas tahta. Perang saudara tang disebut perang paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406 M. Antara Wurabumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawadhana,sementara Wirabumi kemudian ditangkap dan dipanncung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali majapahit atas daerah-daerah taklukannya diseberang.

Pada kurun waktu pemerintahan Wikramawardhana,serangkaian ekspedisi laut Dinasti ming yang dipimpin oleh laksamana cheng ho,seorang jendral muslim china tiba dijawa beberapa kali antara kurun waktu 1405-1433 M. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng ho ini talah menciptakan komunitas muslim cina dan arab dibeberapa kota dipelabuhan pantai utara jawa,seperti du Semarang,Demak,Tuban,dan Ampel maka islampun mulai memiliki pijakan dipantai utara jawa.

Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426,dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426-1447, ia adalah putri kedua wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua wirabumi,pada 1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh kertawijaya. Adik laki-lakinya ia memerintah hingga tahun 1451,setelah kertawijaya wafat Bhrepamoto menjadi Raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah dikahuripan,ia wafat pada tahun 1453 AD. Terjadi heda waktu tiga tahun tanpa Raja akibat krisis pewarisan tahta.

Kerajaan Sunda Galuh

Menelisik hilir kerajaan pajajaran terutama saat mencapai zaman keemasan dibawah kepemimpinan Sri Maharaja Prabu Siliwangi,perlu mengetahui aliran dari hulunya. Dengan demikian kita yang dihilir,bisa menerima aliran air kehidupan dari hulunya dengan dada penuh kebanggaan. Sikap yang akan menumbuhkan semangat untuk tetap membangkitkan etos zaman kekinian. Aliran raja-raja sunda ini saya rangkum dari berbagai sumber untuk bahan rujukan.


1. Maharaja Tarusbawa (670-723M)

Mendirikan daerah dipedalaman dekat hulu Cipakancilan. Maharaja Tarusbawa adalah menantu Raja Tarumanagara yang menjadi cikal bakal Raja Sunda dan memerintah sampai tahun 723 M. Maharaja Tarusbawa bergelar tohaan disunda atau Raja sunda.karena putra mahkotanya meninggal mendahului, Maka anak perempuannya yang bernama Teja kancana diangkat sebagai ahli waris kerajaan.


2. Raja Sanjaya (723-732 M)

Raja sanjaya atau Rakeyan Jamri arau Prabu Harisdarma adalah cicit dari wretikandayun.sebagai penguasa sunda ia kemudian dikenal dengan nama Prabu Harisdarma yang menguasai kerajaan Galuh. Ibu raja sanjaya adalah Sanaha,cucu maharani Sima dari kalingga jepara. Ayahnya adalah Bratanasenawa, Rajagaluh ke-3,seorang teman dekat Tarusbawa. Bratanasenawa adalah cucu wretikandayun dari putra bungsunya Mandi minyak, Rajagaluh ke-2. pada tahun 716 M Bratanasenawa dikudeta oleh purbasora. Purbasora dan Bratanasenawa sebenarnya adalah saudara dari ibu tapi lain ayah. Bratanasenawa dan keluarganya kemudian menyelamatkan diri kepakuan dan meminta pertolongan pada Tarusbawa. Dikemudian hari,Sanjaya yang merupakan penerus kerajaan Galuh yang Sah,menyerang Galuh dengan bantuan Tarusbawa untuk melengserkan Purbasora. Wretikandayun,sebelumnya pernah menuntut Tarusbawa untuk memisahkan kerajaan Galuh dari kerajaan sunda.sebagai ahli waris kalingga pada tahun 732 M Sanjaya kemudian menjadi penguasa kalingga utara atau bumi mataram. Dengan demikian Sanjaya adalah penguasa kerajaan Sunda,Galuh dan Mataram hindu.sementara kekuasaanya dijawa barat diserahkannya kepada sang putra dari Tejakancana yakni Tamperan Barmawijaya atau Rakeyan Panaraban.




3. Rakeyan Panaraban

Rakeyan panaraban atau Tamperan Barmawijaya adalah putra Sanjaya yang berkuasa dikerajaan Hindu ke-2.
Ditahun 732 M sanjaya mewarisi tahta kerajaan medang dari orang tuanya.sebelum ia meninggalkn kawasan jawa barat,ia mengatur pembagian kekuasaan antara putranya, Tamperan Barmawijaya atau Rakeyan panaraban dan resi guru Demunawan. Sunda dan Galuh menjadi kekuasaan Tamperan Barmawijaya,sedangkan kerajaan kuningan dan Galunggung diperintah oleh Resi guru Demunawan.
Tamperan Barmawijaya merupakan 'mata dan telinga' bagi sanjaya. Tamperan terlibat sekandal dengan pangreyep hingga lahirlah banga ( dalam cerita rakyat disebut hariangbanga ). Tamperan menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuh premana yang sedang bertapa yang akhirnya pembunuh itupun ia bunuh juga. Tapi semua itu tercium oleh balangantrang. Balangantrang dan manarah merencanakan balas dendam. Dalam cerita rakyat Manarah dikenal sebagai Ciung wanara. Bersama pasukan geger sunten yang dibangun diwilayah kuningan, manarah menyerang Galuh dalam semalam, semua ditawan kecuali Rakeyan banga dibebaskan.namun kemudian Banga membebaskan kedua orang tuanya hingga terjadilah pertempuran yang mengakibatkan Tamperan dan pangreyep tewas dan Banga kalah menyerah.



4. Rakeyan Banga

Rakeyan Banga merupakan anak yang lahir dari skandal Tamperan Barmawijaya dan pangreyep. Dalam cerita rakyat rakeyan banga ini lebih dikenal sebagai hariangbanga. Dalam sejarah pakuan, Raketan banga ini termasuk yang berjasa membuat benteng pakuan yang kokoh sehingga merupakan pertahanan kota yang sempurna dan sulit ditembus musuh. Rakeyan banga menjadi Raja dipakuan pada tahun 739 M yang merupakan bawahan Rajagaluh.ia ketika itu berusaha membebaskan diri dari kekuasaan manarah di Galuh setelah berjuang selama 20 tahun dan keberhasilanya itu diawali dengan pembuatan parit pertahanan kota.


5. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang

Dari Dewi Kancanasari,keturunan Demunawan dari saunggalah,Rakeyan banga atau hariangbanga mempunyai putra, bernama Rakeyan Medang, yang kemudian meneruskan kekuasaannya disunda selama 17 tahun (766-783 M) dengan gelar Prabu Hulukujang. Karena anaknya perempuan Rakeyan medang mewariskan kekuasaannya kepada menantunya, Rakeyan hujung kulon atau Prabu Gilingwesi (dari Galuh,putra sang mansiri). Yang menguasai Sunda selama 12 tahun (783-795).karena Rakeyan hujung kulon ini pun hanya mempunyai anak perempuan maka kekuasaan Sunda lantas jatuh kemenantunya, Rakeyan Diwus (dengan gelar Prabu Pucukbumi Dharmeswara) yang betkuasa selama 24 tahun (795-819). Dari Rakeyan Diwus, kekuasaan Sunda jatuh keputranya, Rakeyan wuwus, yang menikah dengan putra dari sang welengan (Rajagaluh,806-813). Kekuasaan Galuh juga jatuh kepadanya saat saudara iparnya sang Prabu Linggabumi (813-842),meninggal dunia. Kekuasaan Sunda-Galuh dipegang oleh Rakeyan wuwus (dengan gelar Prabu Gajahkulon) sampai ia wafat tahun 891.


6. Prabu Gilingwesi (783-795 M) menantu no.5


7. Pucukbumi Darmeswara (795-819 M) menanu no.6

8. Prabu Gajah kulon Eakeywn wuwus (819-891 M)



9. Prabu Darmaraksa

Permaisuri Rakeyan wuwus atau Prabu Gajahkulon adalah putri Galuh adik Prabu linggabumi. Karena Linggabumi tidak mempunyai keturunan,setelah ia wafat pada tahun (852 M),tahta kerajaan Galuh dikuasai Rakeyan wuwus sehingga sejak tahun tersebut sampai tahun 891 ia menjadi penguasa Sunda - Galuh.karena Rakeyan wuwuspun tidak mempunyai keturunan, ia digantikan oleh Arya kedaton(891-895) suami adiknya dengan gelar Prabu Darmaraksa sakala buana. Raja ini dibunuh oleh seorang mentri Sunda yang fanatik yang merasa tidak senang tahta sunda diduduki oleh orang Galuh.



10. Windu Sakti Prabu Dewageng
Sepeninggalan Rakeyan wuwus, kekuasaan Sunda-Galuh jatuh keadik iparnya dari galuh, Arya kedaton. Hanya saja karena tidak disukai oleh para pembesar dari Sunda, ia dibunuh tahun 895 M. Sedangkan kekuasaannya diturunkan keputranya, Rakeyan Windusakti bergelar Prabu Dewageng jayeng buana.



11. Rakeyan kemuning Gading Prabu Pucukwesi

Rakeyan kemuning gading bergelar Prabu Pucukwesi. Punya anak Eakeyan Limburkancang. Ia hanya memerintah selama tiga tahun karena kekuasaannya direbut oleh adiknya.setelah wafat Prabu Pucukwesi dipusarakan diujung Cariang.



12. Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa

Raja berikutnya adalah Rakeyan jayagiri yang bergelar Prabu Wanayasa Adalah menantu Rakeyan kemuning Gading. Ia digantikan oleh menantunya yaitu Rakeyan Watuatgeng (942-954 M) Dengan gelar Praburesi Atmayadarma Hariwangsa. Dalam tahun 954 M. Ia digulingkan dari tahtanta oleh sang Limbur Kancana sebagai tindakan balas dendam karena mertua Atmayadarma Hariwangsa,Prabu Wanayasa. Setelah merebut kekuasaan dari prabu Pucukwesi ayah Limbur Kancana.ia memerintah tahun 954-964 M dan kemungkinan berkedudukan di Galuh karena setelah ia wafat ia disebut sa.g mokteng Galuh pakwan (yang wafat dikeraton galuh),permaisurinya orang Galuh keturunan Manarah.


13. Prabu Resi Atmayadarma Hariwangsa (942-954 M)


14. Limbur kancana (954-964 M) putra no.11



15. Prabu Munding Ganawirya

Prabu Limbur Kancana digantikan oleh putranya yang bernama Rakeyan Sunda Sembawa (964-973 M) dengan gelar Prabu Munding Ganawirya tapak manggala jayasatru. Ia tidak mempunyai keturunan. Setelah wafat kedudukannya digantikan oleh suami adiknya yaitu Rakeyan Jayagiri (973-989 M) yang bergelar Prabu Wulung gadung. Ia dipusarakan dijayagiri. Raja berikutnya adalah putra Prabu Wulung Gadung yaitu Rakeyan Gendang atqu prabu Brajawisesa (989-1012 M). Ia digantikan oleh putranya yang bergelar Prabu Dewa sanghyang (1012-1019 M). Raja ini wafat dipertapaan sehingga disebut sang mokteng patapan. Raja berikutnya adalah putranya yaitu Prabu sanghyang Ageung selama 11 tahun (1019-1030 M) ia dipusarakan ditepi situ Sanghyang. Yang mungkin terletak didesa Cibala-narik Tasikmalaya.


16. Prabu Jayagiri Rakeyan Wulunggadung (973-989 M)


17. Prabu Brajawisesa (989-1012)


18. Prabu Dewa sanghyang (1012-1019 M)


19. Prabu Sanghyang Ageung (1019-1030 M) berkedudukan di Galuh.


20. Prabu Detya Maharaja sri jayabupati (1030-1042 M)

Berkedudukan dipakuan pada masa itu Sriwijaya (orang melayu) menjadi momok yang menakutkan. Kerajaan Sunda-Galuh untuk menghindari konflik dengan Sriwijaya,melakukan hubungan pernikahan antara Raja ke-19 yaitu prabu Sanghyang Ageung(ayah dari Srijayabupati) dengan putri Sriwijaya. Jadi ibu sri jayabupati adalah seorang putri Sriwijaya dan masih kerabat dekat Raja Wurawuri. Permaisuri Srijayabupati adalah pitri Dharmawangsa(adik Dewi laksmi,istri Airlangga). Akibat dqri pernikahan tersebut jayabupati mendapat anugrah gelar dari mertuanya,Dharmawangsa.yang kemudian dicantumkan dalam prasasti Cibadak.Sebagai putra mahkota Sunda keturunan Sriwijaya dan menantu Dharmawangsa, ia harus menyaksikan permusuhan yang makin menjadi-jadi antara Sriwijaya dengan mertuanya,Dharmawangsa. Dalam puncak krisis ia hanya menjadi penonton dan terpaksa tinggal diam dalam kekecewaan karena harus menyaksikan Dharmawangsa diserang dan dibinasakan oleh Raja Wurawuri atas dukungan Sriwijaya.ia diberi tau akan ternadinya serbuan itu oleh pihak Sriwijaya, akan tetapi ia dan Ayahnya diancam agar bersikap netral dalam hal ini. Serangan Raja Wurawuri yang dalam prasasti Cibadak disebut Pralaya itu terjadi tahun 1019 M. Sriwijaya sendiri musnah ditahun 1025 M karena serangan kerajaan Chola dari india. Tahun 1088 M,kerajaan melayu Jambi menaklukan Sriwijaya,dan berkuasa selama dua ratus tahun. Dua abad kemudian kedua kerajaan tersebut ditaklukan oleh kerajaan singhasari pada saat Raja kertanegara bertahta. Dengan mengirimkan senopati Mahisa atau lebih dikenal Lembu Anabrang dalam ekspedisi PAMALAYU 1 dan 2,dengan pertimbangan untuk mengamankan jalur pelayaran diselat malaka yang sangat rawan bajak laut setelah runtuhnya Sriwijaya ditahun 1025 M. Mahisa Anabrang yang menikah dengan Darajingga (putri Raja Mauliwarma Dhewa dari kerajaan melayu jambi) Ayah dari Adityawarman, pendiri kerajaan pagar payung. Dalam hikayat kerajaan mingkabau, Darajingga dikenal juga sebagai Bundo jandung.


21. Raja Sunda ke-21 berkedudukan di Galuh

22. Raja Sunda ke-22 berkedudukan di Pakuan

23. Raja Sunda ke-23 berkedudukan di Pakuan

24. Raja Sunda ke-24 berkedudukan di Galuh

25. Prabu Guru Dharmasiksa, mula-mula berkedudukan di Saunggalah,kemudian pindah ke Pakuan.


26. Rakeyan jayadarma

berkedudukan dipakuan, Rakeyan jayadarma adalah menantu Mahisa Campaka dijawa timur karena ia berjodoh dengan Dyah Singamurti alias Dyah Lembutal. Mahisa Campaka adalah anak dari Mahisa Wongateleg,yang merupakan anak dari Ken Arok dan Ken Dedes dqri kerajaan singhasari. Mahisa Campaka dan Dyah lembu tal berputra Sang Naraya Sanggramawijaya atau lebih dikenal dengan nama Raden Wijaya, lahir dipakuan dengan kata lain Raden Wijaya adalah turunan ke-4 dari ken Arok dan Ken Dedes.karena Jayadharma wafat dalam usia masih muda,lembu tal tidak bersedia tinggal lebih lama dipakuan. Ahirnya wijaya dan ibunya diantarkan pulang ke jawa timur. Dalam Babad tanah jawi,Raden Wijaya disebut pula jaka susuruh dari pajajaran yang kemudian menjadi Raja Majapahit 1. Kematian JayaDharma mengosongkan kedudukan putra mahkota larena raden Wijaya berada dijawa timur.jadi sebenarnya Raden Wijaya,Raja Majapahit 1,adalah penerus sah dari tahta kerajaan Sunda ke-27.


27. Prabu Ragasuci (1297-1303 M)

Berkedudukan di Saunggalah dan dipusarakan ditaman Ciamis. Prabu Ragasuci sebenarnya bukan putra mahkota karena kedudukanya itu dijabat kakanya,Rakeyan Jaya Dharma. Permaisuri Ragasuci adalah Darapuspa,putri kerajaan melayu adik Darakencana istri Prabu Keranegara dari kerajaan singhasari di jawa timur.


28. Prabu Citraganda

Prabu Citraganda ditunjuk oleh Darmasiksa sebagai ahliwarisnya dipakuan. Ia putra dari Prabu Ragasuci dari Darapuspa. Hubungan kekerabatanya dengan keraton majapahit sangat erat. Raden Wijaya adalah kakak sepupuhnya karena Jaya Dharma Ayah wijaya,adalah kaka prabu Ragasuci.demikian pula Darapetak salah seorang istri Wijaya adalah kaka sepupuhnya dari pihak ibu. Dara petak (adik Darajingga) adalah putri Prabu kertanegara dari Darakencana kaka Dara puspa ibunda Prabu Citraganda. Dara petak adalah ibunda Prabu Jayanagara Raja Majapahit kedua.


29. Prabu Linggadewata

sejak pemerintahan prabu Lingga dewata ini pusat kerajaan telah berpindah kekawali.yang jelas,menantunya Prabu Ajiguna wisesa (1333-1340 M),sudah berkedudukan di kawali. Dengan begitu sejak pertengahan abad ke-14 ini, pusat pemerintahan talagi ada di Galuh atau saunggalah ataupun dipakuan,melainkan dikawali.bisa disebut bahwa tahun 1333-1482 M adalah zaman kawali dalam sejarah pemerintahan dijawa barat dan mengenal lima orang Raja.


30. Prabu Ajiguna wisesa (1333-1340 M)
Berkedudukan dikawali. Prabu Ajiguna wisesa adalah menantu Prabu Lingga Dewata. Sampai tahun 1482 pusat pemerintahan tetap berada disana. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 1333-1482 adalah zaman kawali dalam sejarah pemerintahan dijawa barat dan mengenal lima orang Raja. Lain dengan Galuh, nama kawali terabaikan dalam dua buah prasasti batu peninggalan Raja Wastu yang tersimpan diastana gede kawali, dalam prasasti itu ditegaskan "Mangadeg dikuta kawali" dan keratonnya disebut surawisesa yang berfungsi sebagai salem sapawindu hurip.


31. Prabu Maharaja Linggabuana (1340-1357 M)


32. Mangkubumi Suradipati atau Prabu Bunisora (1357-1371 M)

Prabu bunisora adalah adik Prabu linggabuana. ada yang menyebut Prabu kuda lelean dalam babad panjalu disebut Prabu borosngora.selain itu dijampang,iapun dijuluki Batara guru karena ia menjadi pertapa yang dan Resi yang ulung.


33. Prabu Raja Wastu atau Prabu Niskala Wastu kancana (1371-1475 M)

Niskala wastu kancana adalah anak Prabu Linggabuana.dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1371 pada usia 23 tahun.permaisurinya yang pertama adalah Larasarkati. Putri dari lampung. Dari perkawinan ini lahir sang Haliwungan,setelah dinobatkan menjadi Raja Sunda yang bergelar Prabu Susuktunggal. Permaisuri yang kedua adalah mayangsari, putri sulung bunisora atau mangkubumi Suradipati.Dari perkawinan ini lahir Ningrat kancana, setelah menjadi penguasa Galuh bergelar Prabu Dewaniskala.setelah wastu kencana wafat tahun 1475 M, kerajaan dipecah dua diantara susuktunggal dan Dewaniskala dalam kedudukan sederajat. Politik kesatuan wilatah telah membuat jalinan perkawinan antara cucu wastu kencana.


34. Prabu Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi Bertahta ditahun 1482-1521 M. Jayadewata, putra Dewaniskala ini mula-mula memperistri Nyai Ambetkasih,putri ki Gedeng Sindangkasih.kemudian memperistri Nyai Subang larang,putri ki Gedeng Tapa,seorang muslim. Dari nyai Subang larang lahir Raden Prabu anim walangsungsang dan Nyimas Rarasantang. Prabu Siliwangi kemudian memperistri Nyai kentring manik Mayangsunda,putri prabu susuk tunggal.jadilah antara Raja Sunda dan Rajagaluh yang seayah ini menjadi besan. Ditahun 1482,prabu Dewaniskala menyerahkan tahta kerajaan Galuh kepada Prabu siliwangi,demikian pula dengan Prabu Susuk tunggal yang menyerahkan tahta kerajaan Sunda kepada menantunya ini. Dengan peristiwa yang terjadi pada tahun 1482 itu kerajaan warisan Wastukencana berada kembali dalam satu tangan. Jayadewata memutuskan untuk berkedudukan dipakuan sebagai "susuhunan" karena ia telah lama tinggal disini menjalankan pemerintahan sehari-hari mewakili mertuanya.Sekali lagi Pakuan menjadi pusat pemerintahan. Zaman pajajaran diawali oleh pemerintahan Ratu Jayadewata yang bergelar Sri baduga Maharaja yang memerintah selama 39 tahun (1482-1521 M) dan mencapai puncak perkembanganya.


35. Surawisesa (1521-1535 M)

Pengganti Sribaduga Maharaja adalah surawisesa,putranya dari ratu Kentring manik mayangsunda.cucu prabu susuk tunggal,dalam naskah cerita parahyangan, surawisesa mendapat pujian dengan sebutan kasuran(perwira),kadiran(perkasa),dan kawanen(pemberani). Selama 14tahun memerintah, surawisesa melakukan 15 kali pertempuran. Pujian tadi berkaitan erat dengan hal ini.